Wednesday, October 29, 2008

Khasiat Paprika


SELAIN sebagai bahan sayuran atau bumbu masak, paprika ternyata kaya vitamin C, bahkan kandungannya lebih tinggi dari jeruk. Paparika juga banyak mengandung zat gizi dan dapat mencegah kanker, penyakit jantung koroner (PJK), stroke, diabetes melitus, dan mampu meningkatkan kualitas sperma.

Mendengar kata cabai, semua orang pasti langsung membayangkan sensasi rasa pedas di mulut. Namun, pernahkah Anda membayangkan cabai yang rasanya manis? Anda tidak perlu terheran-heran karena jenis cabai tersebut ada di sekitar Anda. Cabai yang dimaksud adalah paprika, si manis pedas.

Paprika (Capsicum annuum) adalah sejenis cabai yang berasa manis dan sedikit pedas. Paprika berasal dari famili Solanaceae. Bentuknya unik, yaitu besar dan gendut seperti buah kesemek. Cabai ini sering digunakan sebagai bumbu masakan atau bahan sayuran. Berbeda dengan cabai biasa, biji paprika biasanya tidak dimakan.

Tanaman paprika cocok tumbuh di berbagai iklim dan dapat tumbuh di berbagai belahan dunia. Paprika berasal dari Amerika Selatan dan banyak dikembangkan di Hungaria. Di Indonesia, paprika cukup dikenal. Paprika banyak dikembangkan secara hidroponik di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan warnanya, paprika dibedakan atas paprika hijau, paprika merah, dan paprika kuning. Berdasarkan rasanya, paprika dibedakan atas dua jenis, yaitu paprika manis yang bentuknya besar dan paprika pedas yang bentuknya lebih kecil.

Tinggi Vitamin C
Dibandingkan dengan cabai lain, paprika termasuk istimewa karena mengandung gizi yang sangat tinggi, terutama vitamin C. Kandungan vitamin C pada paprika jauh lebih tinggi daripada jeruk yang selama ini dikenal sebagai sumber vitamin C.

Setiap 100 gram paprika merah mengandung 190 mg vitamin C, tertinggi di antara jenis paprika lainnya. Sebaliknya, 100 gram jeruk hanya mengandung 30-50 mg vitamin C. Vitamin C dikenal sebagai senyawa yang dibutuhkan tubuh dalam berbagai proses penting, mulai dari pembuatan kolagen (protein berserat yang membentuk jaringan ikat pada tulang), pengangkut lemak, pengangkut elekton dari berbagai reaksi enzimatik, pemacu gusi yang sehat, pengatur tingkat kolesterol, serta pemacu imunitas.

Selain itu, vitamin C sangat diperlukan tubuh untuk penyembuhan luka dan meningkatkan fungsi otak agar dapat bekerja maksimal. Kebutuhan tubuh akan vitamin C adalah 75 mg per hari untuk wanita dewasa dan 90 mg per hari untuk pria dewasa. Batas maksimum konsumsi vitamin C adalah 1.000 mg per hari.
Paprika juga kaya akan vitamin A dan betakaroten. Pada paprika merah mengandung 3.131 IU vitamin A, tertinggi dibandingakan jenis paprika lainnya. Vitamin A sangat diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit mata, pertumbuhan sel, sistem kekebalan tubuh, reproduksi, serta menjaga kesehatan kulit.

Betakaroten adalah jenis antioksidan yang dapat berperan penting dalam mengurangi konsentrasi radikal peroksil. Kemampuan betakaroten bekerja sebagai antioksidan berasal dari kesanggupannya menstabilkan radikal berinti karbon. Karena betakaroten efektif pada konsentrasi rendah oksigen, betakaroten dapat melengkapi sifat antioksidan vitamin E yang efektif pada konsentrasi tinggi oksigen.

Betakaroten juga dikenal sebagai unsur pencegah kanker, khususnya kanker kulit dan paru. Beta karoten dapat menjangkau lebih banyak bagian-bagian tubuh dalam waktu relatif lebih lama dibandingkan vitamin A, sehingga memberikan perlindungan lebih optimal terhadap munculnya kanker.

The George Mateljan Foundation (2006) menyatakan bahwa kandungan vitamin B6 pada paprika termasuk kategori excellent. Hal itu disebabkan paprika mengandung vitamin B6 dengan tingkat densitas tinggi.

Vitamin B6 penting bagi otak untuk berfungsi normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah merah. Sebagian besar kandungan betakaroten paprika terkonsentrasi pada bagian di dekat kulit. Sama seperti sayuran lainnya, semakin tua warna paprika, betakaroten di dalamnya semakin banyak.

sumber: di sini

Pengat labu kuning


Bahan-Bahan:
300 ml santan pekat atau satu tin susu cair
100 ml air
150 gm labu yang dipotong dadu (direbus sehingga empuk)
100 gm gula melaka / gula perang
30 gm sagu biji (jika suka)
50 gm gula pasir
1 helai daun pandan ( jika ada)

Cara:
1-Kupas/buangkan kulit labu kuning yang keras ,kira2 3mm. Tinggalkan isi yg kuning shj. Potong anggaran 1 1/2 inci persegi. Rebus dengan air biasa (air sekadar menutup labu) hingga empuk. (kira2 20 minit.). Toskan labu.

2-Didihkan 100 air, gula melaka,gula pasirsagu biji & daun pandan.Jika tak ada sagu dan pandan , masak gula melaka dgn gula pasir shj hingga gula cair.

3- Apabila sagu masak, masukkan labu & santan pekat/susu cair. Biarkan mendidih selama 2 minit & hidangkan.

nota: Ada baiknya sagu itu direndam dengan air ( separas sagu) selama kira2 30 minit-1 jam sebelum di rebus. Sagu kan bertukar menjadi jernih menandakan ia masak.

Khasiat labu kuning

Labu Kuning Penawar Racun dan Cacing Pita yang Kaya Antioksidan
Senin, 12 April, 2004 oleh: gklinis
Labu Kuning Penawar Racun dan Cacing Pita yang Kaya Antioksidan
Gizi.net - Labu kuning atau waluh merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A dan C, mineral, serta karbohidrat. Daging buahnya pun mengandung antiokisidan sebagai penangkal pelbagai jenis kanker. Sayang, sejauh ini pemanfaatannya belum optimal.

Buah labu dapat digunakan untuk pelbagai jenis makanan dan cita rasanya enak. Daunnya berfungsi sebagai sayur dan bijinya bermanfaat untuk dijadikan kuaci. Air buahnya berguna sebagai penawar racun binatang berbisa, sementara bijinya menjadi obat cacing pita.

Untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduk Indonesia yang hidup dalam lingkungan yang majemuk, memiliki anekaragam kebudayaan dan sumber pangan spesifik, strategi pengembangan pangan perlu diarahkan pada potensi sumber daya wilayah.

Banyak bahan pangan lokal Indonesia yang mempunyai potensi gizi dan komponen bioaktif yang baik, namun belum termanfaatkan secara optimum. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan pengetahuan masyarakat akan manfaat komoditas pangan tersebut.

Penelitian tentang karakterisasi dan potensi pemanfaatan komoditas pangan minor masih sangat sedikit dibandingkan komoditas pangan utama, seperti padi dan kedelai. Labu kuning atau waluh (Cucurbita moschata), yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai pumpkin, termasuk dalam komoditas pangan yang pemanfaatannya masih sangat terbatas.

Tanaman labu tumbuh merambat dengan daun yang besar dan berbulu. Pucuk daun dan daun muda dapat digunakan sebagai bahan sayuran yang lezat, bisa dimakan sebagai sayuran bersantan, oseng-oseng, atau gado-gado. Selain daun, bagian dari tanaman ini yang memiliki nilai ekonomi dan zat gizi terpenting adalah buahnya.

Walaupun tanaman labu kuning dipercaya berasal dari Ambon (Indonesia), budi daya tanaman tersebut secara monokultur dan besar-besaran belum lazim dilakukan oleh masyarakat kita. Tingkat konsumsi labu kuning di Indonesia masih sangat rendah, kurang dari 5 kg per kapita per tahun.

Konsumsi labu kuning mencapai puncak pada bulan puasa. Sebab, komoditas ini sangat cocok untuk diolah menjadi kolak, yang umumnya menjadi menu utama pada bulan tersebut.

Sangat Awet

Ada lima spesies labu yang umum dikenal, yaitu Cucurbita maxima Duchenes, Cucurbita ficifolia Bouche, Cucurbita mixta, Cucurbita moschata Duchenes, dan Cucurbita pipo L. Kelima spesies cucurbita tersebut di Indonesia disebut labu kuning (waluh) karena mempunyai ciri-ciri yang hampir sama.

Labu kuning tergolong bahan pangan minor, sehingga data statistik nasional belum tersedia. Namun, di beberapa sentra produksi, baik di Jawa, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Kalimantan Selatan, komoditas ini telah ditanam pada luasan tidak kurang dari 300 hektar.

Penanaman labu dapat dilakukan di tanah tegalan, pekarangan, maupun di sawah setelah panen padi, baik monokultur maupun tumpangsari.
Labu ditanam di tanah petak-petak, dengan mengatur tanaman berjajar, jarak tanam antara 1-1,5 meter. Dalam satu hektar dapat ditanami sekitar 5.000 tanaman.

Untuk jenis lokal, buah dapat dipanen pada umur 3-4 bulan, sedangkan jenis hibrida, seperti labu kuning taiwan, pada umur 85-90 hari. Apabila ditanam secara monokultur, tiap hektar lahan dapat menghasilkan buah sekitar 50 ton per musim.

Buah labu kuning berbentuk bulat pipih, lonjong, atau panjang dengan banyak alur (15-30 alur). Ukuran pertumbuhannya cepat sekali, mencapai 350 gram per hari.

Buahnya besar dan warnanya bervariasi (buah muda berwarna hijau, sedangkan yang lebih tua kuning pucat). Daging buah tebalnya sekitar tiga cm dan rasanya agak manis.

Bobot buah rata-rata 3-5 kg. Untuk labu ukuran besar, beratnya ada yang dapat mencapai 20 kg per buah. Biji labu tua dapat dikonsumsi sebagai kuaci setelah digarami dan dipanggang.

Buah labu kuning mempunyai kulit yang sangat tebal dan keras, sehingga dapat bertindak sebagai penghalang laju respirasi, keluarnya air melalui proses penguapan, maupun masuknya udara penyebab proses oksidasi. Hal tersebutlah yang menyebabkan labu kuning relatif awet dibanding buah-buahan lainnya. Daya awet dapat mencapai enam bulan atau lebih, tergantung pada cara penyimpanannya.

Namun, buah yang telah dibelah harus segera diolah karena akan sangat mudah rusak. Hal tersebut menjadi kendala dalam pemanfaatan labu pada skala rumah tangga sebab labu yang besar tidak dapat diolah sekaligus. Oleh karena itu, di supermarket atau pasar tradisional, labu sering dijual dalam bentuk irisan.

Olahan Segar

Buah labu dapat digunakan sebagai sayur, sup, atau desert. Masyarakat umumnya memanfaatkan labu yang masih muda sebagai sayuran (lodeh, asem-asem, brongkos). Olahan tradisional yang paling dikenal dari labu kuning ialah kolak.

Buah yang sudah tua digunakan sebagai campuran dalam membuat bubur Manado dan sayur bayam ala Sulawesi Selatan. Labu kuning setelah dikukus dapat dibuat aneka makanan tradisional, seperti dawet, lepet, jenang, dodol, dan lain-lain.

Sesuai namanya, labu kuning mempunyai warna kuning atau jingga akibat kandungan karotenoidnya yang sangat tinggi. Itulah sebabnya air perasan labu kuning sering digunakan sebagai pewarna alami dalam pengolahan berbagai makanan tradisional.

Tepung labu juga sering dicampurkan ke dalam berbagai produk olahan untuk mendapatkan warna kuning. Karotenoid dalam buah labu sebagian besar berbentuk betakaroten.

Air perasan buah dipercaya dapat mengobati luka akibat racun binatang. Sekitar 500-800 biji segar tanpa kulit bisa digunakan sebagai obat pembasmi cacing pita pada orang dewasa. Kadang-kadang diberikan sebagai obat emulsi (diminum beserta obat pencahar), setelah dicampur dengan air. Pengobatan demikian amat berkhasiat dan aman tanpa efek sampingan.

Biji labu dikenal sebagai Semen Cucurbitae, yang kaya minyak dan dapat digunakan sebagai obat cacing pita. Kegunaan lain labu kuning adalah untuk obat digigit serangga berbisa (daging buah dan getahnya), disentri, dan sembelit.


Labu kuning juga dapat digunakan untuk penyembuhan radang, pengobatan ginjal, demam, dan diare. Berdasarkan pemanfaatan labu kuning secara empiris dan turun-temurun untuk berbagai pengobatan, diduga komoditas ini mempunyai berbagai komponen bioaktif yang perlu dibuktikan secara ilmiah.

Tepung Labu

Pengolahan produk setengah jadi merupakan salah satu cara pengawetan hasil panen, terutama untuk komoditas pangan yang berkadar air tinggi, seperti umbi-umbian dan buah-buahan. Keuntungan lain dari pengolahan produk setengah jadi, sebagai bahan baku yang fleksibel untuk industri pengolahan lanjutan, aman dalam distribusi, serta hemat ruang dan biaya penyimpanan.

Teknologi pembuatan tepung merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), dibentuk, diperkaya zat gizi, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis. Dari segi proses, pembuatan tepung hanya membutuhkan air relatif sedikit dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pembuatan pati.

Pada umumnya buah-buahan dan umbi-umbian mudah mengalami pencokelatan setelah dikupas. Hal ini disebabkan oksidasi oleh udara sehingga terbentuk reaksi pencokelatan oleh pengaruh enzim yang terdapat dalam bahan pangan tersebut (browning enzymatic). Pencokelatan karena enzim merupakan reaksi antara oksigen dan suatu senyawa fenol yang dikatalisis oleh enzim polifenol oksidase.

Untuk menghindari terbentuknya warna cokelat pada bahan pangan yang akan dibuat tepung, dapat dilakukan melalui pencegahan sesedikit mungkin kontak antara bahan yang telah dikupas dan udara. Caranya, rendam dalam air (atau larutan garam 1 persen) dan/atau menginaktifkan enzim dalam proses blansir (perlakuan uap air panas).

Tepung labu kuning mempunyai sifat spesifik dengan aroma khas. Secara umum, tepung tersebut berpotensi sebagai pendamping terigu dan tepung beras dalam berbagai produk olahan pangan. Produk olahan dari tepung labu kuning mempunyai warna dan rasa yang spesifik, sehingga lebih disukai oleh konsumen.

Tahapan pembuatan tepung dari buah labu kuning sebagai berikut: Labu kuning harus dipilih yang mengkal, yaitu buah sudah tua tetapi belum masak optimum. Buah dipanen kira-kira 5-10 hari lebih awal dari umur panen semestinya. Buah yang masak optimum tidak sesuai dibuat tepung karena kadar airnya tinggi, daging buahnya lembek, serta kadar patinya rendah.

Setelah dikupas kulitnya, labu dibelah-belah dan dilakukan pemblansiran, yaitu perlakuan dengan uap panas selama 5-10 menit. Dalam skala rumah tangga, tahapan ini dapat dilakukan seperti mengukus nasi tetapi tidak perlu ditutup.

Selanjutnya labu dirajang dengan ketebalan 0,1-0,3 cm. Hasil perajangan tersebut dinamakan sawut. Pengeringan sawut dilakukan sampai diperoleh kadar air sekitar 14 persen.

Agar lebih efisien, penepungan sawut dilakukan dalam dua tahapan, yaitu 1) penghancuran sawut untuk menghasilkan butiran kecil (lolos 20 mesh), dan 2) penggilingan/penepungan menggunakan saringan lebih halus (80 mesh). Penggilingan sawut kering menjadi tepung labu kuning dapat menggunakan mesin penepung beras. @ Prof. DR. Made Astawan, Dosen di Departemen Teknologi Pangan dan Gizi IPB

Kompas CyberMedia - G I Z I - Jumat, 9 April 2004

Tuesday, October 28, 2008

ACAR TOMATO

 
bahan2:
sebiji tomato segar yg mengkal
sebiji bawang besar
sebiji chili merah atau lada/pepper merah
sesudu air asam jawa (dari sesudu asam jawa + sesudu air)
gram secukup rasa (1/2 sudu teh)
gula sesudu besar.
sesudu chili sauce-jika suka

Cara membuatnya:
Tomato dihiris nipis.
Bawang dan chili dimayang halus.
Gaul semuanya dalam mangkuk, rasa garam jika kurang tambah sikit lagi.
sedia untuk di hidang.

nota: Air asam jawa boleh diganti dengan jusperahan limau nipis atau jus lemon sesudu.Boleh juga guna sambal belacan sebagai ganti chli merah. Boleh juga guna chili padi/cabai burung.


Posted by Picasa

Monday, October 27, 2008

Kek halia

 
Kek Halia Segar

Bahan-Bahan:

115g mentega
115g cawan gula perang
2 biji telur
225g tepung naik sendiri
1/2 sudu teh serbuk penaik
4 cm halia ( di tumbuk)
1 sudu te serbuk kayu manis
25ml golden syrup atau madu
25ml susu segar

 
Cara membuatnya:

1-panas kan ketuhar.Sediakan caserol atau dulang pembakar 8 inci persegi
2-Ayak tepung bersama serbuk penaik, sebuk kayu manis dan halia dalam mangkuk pembancuh.
3-Masukkan mentega gaulkan. Masukan pula gula dan kacau.
4-Dalam mangkuk berasingan, pukul telur bersama madu/syrup dan susu.
5-Tuang bahan telur ke dalam bahan tepung dan pukul dingga sebati dan rata.
6-Tuang adunan ke dalam bekas pembakar dan bakar selama 30 minit. (saya guna microve fungsi convection + microwave)

Nota : oleh kerana gula perang tak ada saya guna gula halus putih , jadi warnanya tak perang seperti sepatunya. Baunya sedap.
Resipi ini di ambil dari buku bertajuk: cancer prevention cooking by beatrice Heywood Taylor. printed in S'pore.

Posted by Picasa

Thursday, October 23, 2008

sunkis relaikan nasi


Anda mahukan nasi briani, nasi minyak atau nasi tomato anda relai dan tak melekat antar satu sama lain? tambahkan jus sunquick! bagi setiap 1kg beras, 2-3 sudu jus sunquick mencukupi.

Wednesday, October 22, 2008

sambal sotong

 
Bahan2:
10 tangkai chili kering
2 sudu gula
sedikit garam
3 biji bawang putih
1/2 biji bawang besar.
sesenduk minyak masak.
Sotong 4 ekor

Cara.
1-guntingkan chili dan rendam dalam air panas sebentar. toskan dan cuci.
masukkan dalam blender dan kisar halus bersama secawan air.
2-panaskan minyak dan tumiskan chili. masukkan 1/2 air lagi kedalam kuali.Biar mendidih perlahan lahan sehingga keluar minyak (lebih kurang 1/2 jam).
3-Kisar bawang putih dgn bawang merah.
4- Siang sotong,buangkan kulit , potong kecil dan ramas dengan asam keping/gelugor. Bahagian kepala sotong,dibuang punatnya. cuci bersih2.
5- Kaut dan balik2 kan chili yg sedang dimasak, biar mereneh sehingga agak pekat. masukkan bawang yg telah dikisar.
gaul2kan dan biar sampai agak kering sambalnya.
6- Masukkan sotong. Jangan tambah air kerana sotong akan menghasilkan air. Pastikan api perlahan. Tutup kuali dgn penutup periuk. biarkan 5 minit lagi, gaul sesekali.
7- Tambah gula dan garam. gaulkan rata dan angkat.InsayAllah sotong itu akan lembut isinya.Boleh tambah sesudu air asam jawa jika suka masam.

selamat mencuba.
Posted by Picasa

lempeng ayam-chicken chop

 

Bahan:

isi ayam yang sudah dihancurkan (beli yg dah siap dipasaraya)
Satu camt tepung jagung
1/2 cawan air
sesudu kicap masin
bbr biji lada hitam
sesudu majerin untuk sekepal ayam

cara2:
1-ambil sekepal daging ayam,leperkan seperti burger
2-guna kuali leper,panaskan sesudu majerin
3-letakkan kepingan ayam tadi dan bakar hingga garing.angkat da ketepikan.
4-Bancuh tepung jagung dgn air. panaskan dalam kuali yang sama.masukkan kicap.Tumbuk lada dan amsukkan dalam adunan.
5.Biar adunan likat sikit dan tuang atas ayam yg telah masak.
6-Makanlah , apa lagi...
Posted by Picasa

Friday, October 10, 2008

Kek coklat bisul meletup


Bahan bahan:

Bahagian A:
secawan serbuk koko
1/2 cawan gula halus
secawan air.
Dimasak dua-tiga minit.

Bahagian B
Planta majerin -250 gram
2 cawan gula
6 biji telur -dipukul kembang berasingan
1 camt essen vanila

2 cawan tepung naik sendiri diayak bersama 1 sudu teh baking powder.

Cara.
1-pukul gula dgn majerin hingga kembang (5-7 minit)
2- pukul telur berasingan. campurkan essen vanila dan tuang ke dalam adunan majerin sikit demi sedikit sambil pukul lagi.
3- Masukkan tepung kek sedikit demi sedikit.Kaut dan balik sehingga sebati.
4- campurkan bahan A dan gaul sebati.
5- Sediakan caserol untuk membakar. alas dengan kertas pembakar.
6- Bakar dgn microwave high 5-6 minit

Hasilnya: kek masih cair.
penyelesaian: bakar dengan convection (oven) selama 40 minit lagi
hasil : kek masak tapi bahagian tengahnya macam bisul meletup- ha ha ha...

sabar sabar, lain kali kita cuba ok!